Real(ity) #day6


Because sometimes reality ruin your life.

Because sometimes reality ruin your life.

Kenyataan adalah yang benar-benar nyata ada di sekitar kita.
Bukan yang banyak tersalurkan dari media sosial. Bukan yang terpampang dalam androidmu tapi semua yang berjalan di sekitarmu.

tidak semua kenyataan berjalan seperti Apa yang sudah kita harapkan. Contoh kecilnya adalah, niat baik.
Secara normatif niat baik seharusnya mendapatkan tanggapan yang baik juga. Tapi kenyataannya. Manusia jaman sekarang memang lucu kan?. Tidak semua niatan baik selalu dapat respon yang baik pula.

Tidak semua yang kita fikir merupakan hal baik
Juga merupakan hal baik di mata orang lain.

Setiap orang punya nilai kebaikan yang berbeda. Nilai kebaikan yang memiliki standar operasionalnya masing-masing. Tidak semua yang buruk, terlihat buruk di mata orang lain. Tidak semua yg baik terlihat baik di mata orang lain. Nilai relatif membedakan persepsi banyak orang. Lain kepala lain pengertian.

Itu kenapa pebedaan persepsi manusia menjadi ancaman yang jauh lebih mengerikan dari pada ledakan nuklir.

Itu kenapa saya beberapa kali jadi jauh menjaga diri, menahan diri. Karena tidak semua yang dikeluarkan dari pikiran orang lain, satu nada seperti apa yang jaringan otak kita terima. Itu sebabnya saya juga jadi sering mencerna berkali-kali untuk menanggapi atau memahami pikiran orang lain.

Lalu, bagaimana jika niat baik kita tidak mendapat tanggapan yang baik dari lingkungan?. Setiap orang pasti pernah mengalami ini. Rasanya pasti ingin meledak. Ingin marah. Tapi tidak bisa.

Kuncinya cuma satu. Ikhlas.
Ketika kita berniat baik, ingat saja bahwa kamu tengah menabung dalam sebuah tabung gas. Yang suatu saat tabung gas itu bisa membantu kamu ketika kamu kehabisan oksigen.

Ketika kita berbuat baik, atau berniat baik. Percayalan tabung gas mu tengah terisi oleh oksigen. Satu buah kebaikan akan dibalas oleh ribuan oksigen. Kamu memang tidak butuh oksigen itu sekarang. Namun suatu saat nanti ketika kamu kehabisan nafas, tabung itu siap digunakan untuk menyambung nafasmu.

Sama seperti berbuat baik. Niat baik kita tidak akan berbuah detik itu juga. Tuhan punya proses lain menginvestasikannya di langit-langit. Dan menghadiahkan padamu di waktu yang tepat. Iya diwaktu yang kau sering sebut sebagai sebuah "keberuntungan".

Karena semuanya selalu punya waktu terbaik untuk dikembalikan. Begitu juga sebuah niat baik.

Saya tengah berusaha, begitu keras untuk berbuat baik pada banyak orang. Berbuat baik tidak pernah merugikanmu. Berbuat baik membuatmu merasa jauh lebih ringan. Ketika kita mampu membuat orang lain  merasa lega dengan kehadiran kita dengan berbuat baik, maka kamu sudah menjadi manusia yang tidak hanya punya sekedar nama, tapi juga atitude, dan hati. Dan tentu saja perbuatan baik, selalu diawali dengan niat yang baik. Meskipun terkadang saya juga sering kehabisan niat baik jika bertemu dengan orang yang membuat saya merasa kebaikan saya itu sia-sia. Tapi, saya selalu ingat ketika berbuat baik, kebaikan itu tidak dibalaskan di detik itu juga. Tapi dibalaskan di waktu yang tepat.

Because being kindn is like filling a cup, you can enjoy it, when the cup is full.

No comments:

Post a Comment