aku adalah si cangkir coklat. ya, cangkir coklat yang menampung segelas kopi tubruk warna hitam teman akrab mu selain sebatang rokok.
aku adalah si cangkir coklat.ya, cangkir coklat
yang menampung
segelas kopi tubruk warna hitam
teman akrab mu selain sebatang rokok.
ya aku, cangkir coklatmu,
yang selalu berdebar ketika
kau rapatkan bibirmu dengan bibir cangkir coklat ini.
kau menyesap isinya perlahan,
lalu aku begitu merinding.
ya aku cangkir coklatmu,
yang akan kau cuci jika kopi legam itu telah habis,
lalu kau isi lagi besok siang,
dengan sebungkus kopi tubruk yang sama.
ah ya, aku bahkan tau,
kau suka kopi tubruk yang sedikit pahit kan?
aku cangkir coklatmu,
yang selalu menemanimu setiap siang,
kemarin siang, esok siang, lusa siang, dan siang berikutnya.
ya hanya aku cangkir coklatmu, yang kamu genggam
di atas kursi ini.
aku cangkir coklatmu,
yang mencoba menampung beban di kantung matamu,
menemanimu melepas lelah,
melepaskanmu dalam jengah.
ya aku cangkir coklatmu,
yang melarutkan beban dipundakmu,
mengalirkannya ke lambungmu,
menampung peluh di dahimu.
ya itu aku,
si cangkir coklatmu.
