kecewa



Peduli? Kau ucapkan maaf atas kekecewaan yang ku alami?
Peduli?
Kau ucapkan maaf atas kekecewaan
yang ku alami?
Sejak kapan kau mulai peduli padaku?
Kurasa kita tau bahwa aku bukan aku yang dulu. Lagi.

maaf?,                                                           
Sejak kapan kau mulai
Mengenal kalimat maaf?,
Yang ku tau kau orang terbenar di dunia ini.
Kau dan aku tau itu.

Kecewa?,
Bukankah kau tau,
Aku sudah berteman lama dengan kecewa.
Tak asing lagi dengan rasa sesak yang muncul di dada.
Kami seperti satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Kau
sejak kapan mulai peduli padaku?
Sejak kapan kau pandai merangkai kata maaf?
Entah bagaimana senyummu terasa ganjal dimataku.
Tak lagi menyesakkan dada, tapi memuakkan.

tak usah pedulikan kecewaku.
Aku sudah mengenalnya jauh,
Sebelum aku mengenalmu.
bahkan mungkin kecewalah
Yang benar-benar mengerti aku.
Takdir, kecewa dan aku,
Kami seperti teman akrab dari dulu.

Kekecewaan akan takdir,
Atau takdir akan kekecewaan,
Entah apapun konteksnya,
Kau tau, bahwa aku terbiasa kecewa.
Tapi aku masih bisa berdiri dengan takdirku.

Aku, kecewaku serta takdirku.
Kami. Sesuatu yang pernah kau lukai.
Dan sesuatu itu baru saja mencoba bangun
Dari mimpi buruk akan dirimu.
Mencoba merangkai harapan yang pernah ada.
Mencoba mengais apapun yang sempat kudambakan.

when it was rain i fall in love with you.


aku mengenalmu saat itu.
saat aku membutuhkan seseorang
untuk berdiri disampingku

aku mengenalmu saat itu.
saat aku membutuhkan seseorang
untuk berdiri disampingku

lalu kau buatku melayang
benar-benar seperti layang-layang.

kau buatku jatuh cinta padamu,
jatuh cinta pada kedalamanmu berfikir
pada pikiran rasionalismu
pada kebencianmu akan politik
aku bahkan suka berdebat lamalama denganmu.

tapi sore itu
wajahmu beda,
dingin, menyebalkan, dan membuatku ingin menangis.

kau diam padaku.
aku sudah berusaha mencairkan semua suasananya
tapi kau hanya menjawab seperlunya
tak ada canda, tak ada debat, tak ada berfikir dengan rasional atau perasaan.

lalu kau tiba-tiba pergi meninggalkanku.
dengan satu kalimat " aku tak ingin bertemu denganmu lagi"
kau tau?, dibawah rintik hujan aku menangis.

lalu esok harinya kau menghampiriku
membawakanku sebatang lolipop rasa jeruk.
dan bilang maafkan yang kemarin aku sedang tak enak hati.
dan aku terima. aku mencoba mengertimu.

tapi esok harinya,
saat kita berjumpa di sudut sekolah
kau bahkan seperti tak kenal padaku. hanya diam.
dan waktu itu aku ingin menangis.

dan seperti itu seterusnya.
kau tau, aku begitu menyayangimu.
dan aku ingin setiap hari tuhan menurunkan hujan yang banyak,
kenapa?
karna hanya pada saat itu aku mencintaimu.
hanya saat hujan. hanya satu saat,
hanya pada satu situasi aku mencintaimu.
hanya saat hujan.

lagi, lalu lagi, dan lagi


kemarin kau pendarkan hatiku,
coba terangi aku dengan senyum manis
yang terpatri dalam wajahmu.


kemarin kau pendarkan hatiku,
coba terangi aku dengan senyum manis
yang terpatri dalam wajahmu.

kau membuatku berharap.
membuatku mencoba menggantungkan
apa yang pernah ada dalam diriku.
apa yang sempat hilang,

lalu aku mencoba mengaisnya lagi,
dan mulai berharap padamu.
sesuatu yang menyesakkan dada.

tapi hari ini kau padamkan semuanya.
kau hancurkan lagi mimpi yang sedang ku rajut.

yah aku seperti snow white, yang kau bangunkan
lalu kau buat mati lagi. yah lagi.

dan kau tau bodohnya aku?.
meskipun sudah kau hancurkan begini
aku masih tetap disini. mencoba mengais
sisa mimpiku untuk kubawa pulang.

aku masih disini berusaha berdiri tegak
meskipun kakiku terasa lemas.

aku masih disini, berusaha mewarnai langit
masih disini mencoba menghitung bintang
masih disini mencoba merangkai hati.

aku masih disini, menunggumu
menunggu sesuatu yang tidak ada.